Jumat, 10 Desember 2010

Pembahasan Buku UN Sosiologi 2011 hal 9-11


PEMBAHASAN SOAL
BUKU SIAP UN
SIAP UJIAN NASIONAL
PENERBIT. GRAHA PUSTAKA JAKARTA
TAHUN. (TIDAK TERSEDIA)

HAL 9 – 11
  1. JAWABAN A & C
PENDALAMAN: ingin tahu ciri-ciri interaksi sosial, mudah. Lihat saja orang yang sedang bercakap. Apakah mereka jumlahnya lebih dari satu? Ya jelas dong. Kalo ngomong sendiri namanya orang gila. Apakah mereka melakukan kontak fisik dan komunikasi? Ya jelas dong, tapi tidak selalu kontak fisik langsung. Misalnya interaksi dengan media telekomunikasi. Apakah mereka memiliki tujuan positif? Ya jelas dong, saling untuk mencukupi kebutuhannya (misal: kebutuhan makan, tempat tinggal, politik, seni, pendidikan, kesehatan, kebutuhan rasa aman, dan masih sa'abrek lainnya). Apakah terjadi proses penyesuaian diri? Ya jelas dong. Misal, saya berinteraksi di pasar untuk membeli pakaian dalam. Pasti saya dan padagang pakaian saling menyesuaikan harga, setelah sepakat harga, barulah terjadi transaksi, begitu, ya. Apakah interaksi menggunakan norma (aturan yang berlaku)? Ya jelas dong. Setiap orang pasti akan saling mengenakan etika berbicara yang sopan, saling menghormati, menggunakan pakaian yang empan papan (pas tempatnya), dan lain-lain. Tapi norma atau aturan ini sifatnya dinamis (berubah-ubah berdasarkan kesepakatan sosial). Buktinya dahulu orang pakai batik hanya pada acara ceremonial pernikahan. Tapi sekarang, batik juga digunakan pada acara santai-santai, iya kan. Apakah mereka yang berinteraksi menggunakan kaidah yang berlaku? Ya jelas dong. Kaidah itukan tatacara. Interaksi sosial cenderung dilakukan dengan mengenakan tatacara yang berlaku. Anak berinteraksi dengan orang tua, tatacaranya, anak harus sopan, dan orang tua harus menghargai anak, jadi prinsipnya adil. Bawahan berinteraksi dengan atasan, tentu bawahan akan lebih menaruh hormat pada sang atasan. Kaidah atau tatacara juga bersifat dinamis. Tatacara juga tidak dapat disamaratakan. Tatacara menyapa orang Islam dengan orang kristen berbeda. Tatacara berinteraksi orang Jawa dengan orang Papua juga relatif beda. Namun esensinya sama, yaitu untuk mencukupi kebutuhan antar masing-masing.
Beberapa isyu soal yang menarik dalam materi ciri-ciri interaksi sosial yaitu;
    • bagaimana caranya agar interaksi sosial menciptakan keteraturan sosial, bukan menciptakan ketidakteraturan sosial.
    • faktor-faktor apa saja yang mendorong dan menarik seseorang melakukan interaksi sosial yang tidak menggunakan norma dan kaidah interaksi sosial yang belaku.
    • contoh-contoh interaksi sosial yang memperteguh karakter bangsa (misal, jujur dan disiplin) dalam rangka membangun negara kesatuan Republik Indonesia.

  1. JAWABAN A
Istilah imitasi sering kita dengar, misalnya di gerai handphone. “ini hp imitasi dari cina, seperti hp BB”. Maksud dari imitasi di atas adalah hanya mirip bungkus/luarnya saja. Bentuk luarnya seperti BB, tapi otaknya seperti Nexian, faham to (jangan marah lho yang hpnya bermerek nexian). Kenapa ya anak-anak muda tidak suka dengan produk hp Indonesia? Apakah karena alasan ekonomis (harga) atau alasan nasionalisme (cinta produk)? Kasihan ya produk hp Indonesia.

Beberapa isyu soal yang menarik dalam materi faktor-faktor yang mendorong tindakan interaksi sosial yaitu;
    • kenapa anak muda dalam berinteraksi meniru luarnya saja (imitasi), misalnya cewek-cewek yang yang menggunakan sepeda motor model mio. Apakah mereka hanya ingin seperti Agnes Monika? Mengapa anak muda tidak mencontoh Agnes Monika yang kulihanya degan BEASISWA? Mengapa anak muda tidak mencontoh Agnes Monika yang banyak prestasi hingga terkenal di kancah internasional? Weleh... weleh …. Apalagi mereka bersepeda motor yang tidak mengenakan helm. Apakah mereka ingin dilihat tampak cantik dengan rambut yang terurai seperti iklan shampo di TV? Atau mereka yang laki-laki tidak mengenakan helm, agar tampak MACHO seperti aktor film laga? (aneh tapi nyata). Saya setiap pagi dibuat terheran-heran saat melintas di jalan raya Pamotan. Tiap pagi pasti melihat banyak pegawai instansi pemerintahan yang tidak mengenakan helm, guru juga ada lho. Tapi anehnya lagi, polisine meneng wae, iki apa-apanan iki, piye-piyenan iki. Harusnya mereka yang menjadi panutan, tapi malah memberi contoh yang gak bener. Padahal mengancam nyawa pengendara sendiri lho. Mudah-mudahan mereka cepat sadar, bahwa sepeda motor dan helm adalah satu paket yang tidak bisa diceraikan.
    • faktor yang mendorong interaksi sosial yang cukup menarik lagi adalah empati. Empati merupakan dimana seseorang merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain. Misalnya melihat tayangan TV tentang gunung meletus dan bancir. Mereka yang empatinya bangkit, maka mereka akan melakukan tindakan sesuatu untuk meringankan beban yang sedang tertimpa bencana alam itu. Empati menurut saya penting untuk dikembangkan dalam interaksi sosial di masyarakat, karena indonesia rawan akan bencana. Begitu...
    • apakah motivasi juga menarik? Ya, sangat menarik. Apalagi untuk generasi muda. Semangat untuk lebih baik, banyak prestasi, dan menggapai cinta dan cita yang mulia, kenapa tidak. Tetapi kenapa ya, anak muda sekarang cenderung miskin motivasi? Apakah mereka tidak punya guru motivator ya? Atau malah guru-gurunya tidak berjiwa motivatif? ha...ha....ha..... Mengapa anak muda sekarang lebih suka senang-senang dari pada berjuang untuk mewujudkan pretasi? Mengapa para pelajar lebih suka kosong jam dari pada pelajaran? Mengapa anak pelajar lebih suka pulang pagi daripada membaca buku di perpustakaan? Apakah perpusnya tidak menarik? Apakah koleksi bukunya tidak mampu membangkitkan bakat dan minat siswa? Walah, lha kok bahas sing ora-ora! ha...ha...ha...

  1. JAWABAN A
Apasih tindakan afektif itu? Tindakan afektif itu segala tindakan yang melibatkan perasaan atau emosi. Contoh tindakan afektif diantaranya; marah, cinta, sedih, dongkol, cemberut, iri, dengki, gembira, dan lain-lain. Biasanya tindakan afektif itu tidak bisa dibohongin. Bahkan tindakan inilah yang akan membentuk body language (bahasa tubuh) seseoarang. Orang dapat berbohong saat berinteraksi, tapi bahasa tubuh seseoarang tidak dapat berbohong. Di Australia, anak-anak yang duduk di bangku TK (taman kanak-kanak) sudah diajarkan bahasa tubuh yang bertujuan untuk melindungi dirinya saat berinteraksi di luar. Anak-anak di sana diajarin bagaimana memahami raut wajah orang yang akan mencopet, diajarin tindak-tanduk seorang penculik, diajarin raut wajah yang jujur, dan berbagai ilmu body language lawan bicara. Hebat ya... bagaimana dengan sekolah anda? ha...ha...ha...

Beberapa isyu soal yang menarik dalam materi tindakan sosial yaitu;
  • mengapa para pelajar cenderung tidak terpola tindakan rasional (instrumental) alias masuk akal. Tindakan ini sering kali saya temui di kelas, misalnya pelajar saya tanya, “kenapa banyak orang miskin”, jawabnya “karena nasib”. Iki sing bento gurune opo murite to yo..yo...
  • mengapa dalam upacara selametan, terkadang orang tua lebih diutamakan, dari pada membelanjakan buku referensi untuk anak-anaknya? Ini termasuk contoh dari tindakan yang berorientasi nilai. Memang tidak semua orang tua bertindak demikian, tatapi orang tua yang melakukan demikian biasanya hanya mengenal nilai menghormati para leluhur, dan jika tidak dilakukan, akan merasa bersalah. Orang tua yang demikian cenderung belum mengenal akan mana tindakan yang peting dan mana yang tidak penting. Dalam bermasyarakat, yang terbaik barangkali ya melakukan selametan, ya juga mengutakan pendidikan untuk anak, begitu...
  • mengapa tindakan-tindakan tradisi acapkali ditinggalkan pada jaman sekarang? Misalnya tradisi bersih desa (resik-resik kerja bakti). Bahkan anak muda seakan acuh tak acuh dengan tindakan bersih desa. Mengapa ya? Pada era sekarang, ada tradisi menarik, anak-anak muda kumpul, tidak saling bertutur sapa tetapi malah sibu mencet hand phone nya?

  1. JAWABAN A
Penjelasan sudah sangat jelas

  1. JAWABAN D
Penjelasan sudah sangat jelas

  1. JAWABAN E
Penjelasan sudah sangat jelas

  1. JAWABAN D
Tersugesti seperti halnya tersihir alias tidak berbikir ulang akan tindakan yang dilalakukan itu bermanfaat atau tidak? Apakah tindakan itu membutuhkan dana besar atau tidak? Apakah tindakan itu berseberangan dengan norma dan kaidah yang berlaku atau tidak? Dan lain-lain.
  1. JAWABAN A
Soal nomor delapan ini mendorong kita untuk bermain logika (akal pikiran). Simpati atau rasa tertarik itu berpengaruh pada apa? Soal ini dapat dijawab dengan melakukan analogi seperti di bawah ini. Jika suatu ketika saya tertarik pada gadis yang cantik, maka jelas akan mempengaruhi saya untuk bersikap suka dan ingin mendekati cewek cantik itu. Jadi berpengaruh dalam diri saya (rasa) dan luar diri saya (fisik). Soal ini juga dapat diselesaikan dengan logika antonim atau lawan kata. Lawan katanya psikis adalah fisik. Lawan katanya jiwa adalah raga. Jelas kan?

  1. JAWABAN A & B
Penjelasan sudah sangat jelas

  1. JAWABAN E
Penjelasan sudah sangat jelas

  1. JAWABAN D
Mengapa sih kita hidup harus berpatokan dengan norma? Ya jelas dong. Kalau perilaku dan tindakan kita dalam hidup bermasyarakat tidak dipatok (dibatasi dengan norma), maka sangat mungkin orang saling ngawur dalam tatacara mencukupi kebutuhan kesehariannya. Bayangkan saja dijakalu perilaku tanpa norma, tentu akan berantakan tatanan sosial kita. Tujuan norma adalah untuk mengatur perilaku anggota masyarakat dalam berinteraksi sosial dalam rangka mencukupi kebutuhannya. Makanya di dalam setiap tingkatan norma terdapat sankinya. Mereka yang tidak berpatokan dengan norma yang ada, mereka pasti akan mendapatkan sanksi. Fungsi sanksi yaitu untuk mengembalikan perilaku anggota masyarakat untuk kembali pada perilaku sosial yang teratur.

  1. JAWABAN
Pada setiap nilai itu terdapat substansi yang sama, yaitu tentang sesuatu yang isinya baik dan buruk, boleh dan tidak boleh, pantas dan tidak pantas. Ingat, dalam nilai tidak terdapat substansi benar dan salah. Benar dan salah adalah suatu penghakiman, yang berhak menjadi hakim adalah Tuhan. Jika manusia menjadi hakim, biasanya tidak. Tetapi dalam konteks legalitas/ pembenaran, acapkali benar dan salah dikenakan pada perilaku seseorang. Jadi secara umum fungsi nilai yaitu untuk alat ukur perilaku manusia. Ukurannya adalah berkualitas atau tidak berkualitas? Ukuran dalam nilai ini jangan dibayangkan seperti mengukur pantat seseorang yang dapat ditemukan angka lebarnya pantat berapa. Nilai itu ukurannya abstrak yang berisi kualitas. Jika perilaku itu bernilai atau berkualitas tinggi, maka perilaku itu dipastikan dapat menciptakan keteraturan sosial yang tinggi, begitu sebaliknya. Makanya dalam nilai itu ujung-ujungnya ya menciptakan strata sosial karena ada sesuatu yang dihargai dan dibenci.

Beberapa isyu soal yang menarik tentang fungsi nilai diantaranya;
- mengapa nilai-nilai sosial belum sepenuhnya mampu memberi ukuran perilaku anggota masyarakat untuk berperilaku berkualitas?
- mengapa nilai-nilai sosial saat ini semakin tergerus dengan perubahan sosial?

  1. JAWABAN C
Penjelasan sudah sangat jelas

  1. JAWABAN C
Norma atau aturan-aturan atau kaidah-kaidah untuk berinteraksi satu sama yang lain. Jadi norma akan mengendalikan dan membatasi tindakan seseoarang baik dari dalam diri seseorang (perasaan nyaman dan tidak nyaman) maupun di luar diri seseorang (adanya penghargaan dan sanksi)

  1. JAWABAN C
Penjelasan sudah sangat jelas

  1. JAWABAN C
Penjelasan sudah sangat jelas

  1. JAWABAN B
Penjelasan sudah sangat jelas

  1. JAWABAN E
Penjelasan sudah sangat jelas

  1. JAWABAN D
Penjelasan sudah sangat jelas

  1. JAWABAN A
Penjelasan sudah sangat jelas

PAMOTAN, 06 DESEMBER 2010
PENDAMPING KIR
SUHADI
+6285226258170


Tidak ada komentar: