Oleh: Suhadi Rembang
Pada dasarnya jenis kelompok sosial itu digolongkan menjadi dua, yaitu kelompok sosial tradisional dan kelompok sosial modern. Penggolongan berikutnya ada yang membagi dalam dua jenis, yaitu kelompok sosial yang berirama perdesaan dan kelompok sosial yang berirama perkotaan. Cara pandangan evolusi (perubahan) yang dikotomis (pembeda) ini masih menjadi panglima dalam menggolongkan kelompok sosial.
Pada awalmulanya, kelompok sosial tercipta karena proses interaksi manusia dalam mencukupi kebutuhannya. Mengapa orang melakukan interaksi? Karena manusia tidak mampu mencukupi kebutuhannya sendiri. Inilah awal dari lahirnya ketergantungan antar manusia bahkan antar kelompok, ketergantungan antar bangsa dan negara.
Kebutuhan manusia juga bersifat evolutif. Mulanya, kebutuhan manusia hanya sebatas makan, keselamatan, dan ketenangan. Namun dalam perkembangan sosial, kebutuhan manusia semakin komplek. Saat itulah manusia melakukan interaksi antar sesama. Dalam perkembangan selanjutnya, manusia tidak cukup mencukupi kebutuhannya, kemudian melakukan interaksi dengan kelompok. Bahkan terjadi interaksi kelompok dengan kelompok.
Kebutuhan yang dicukupi dalam proses interaksi tersebut diantaranya;
- kebutuhan ekonomi untuk makan
- kebutuhan keamanan untuk selamat
- kebutuhan kesehatan untuk bekerja
- kebutuhan politik untuk kekuasaan
- kebutuhan pendidikan untuk cerdas dengan alam
- kebutuhan seni untuk refresing
- kebutuhan teknologi untuk alat menguasai alam
- kebutuhan informasi untuk peta hidup
- kebutuhan keyakinan untuk kebenaran
dan berbagai macam kebutuhan lainnya yang semakin bertambah seiring dengan perubahan sosial dan budaya.
Dengan terjadinya proses interaksi dalam berbagai bidang di atas, kemudian lahirkan berbagai macam kelompok sosial/lembaga sosial. Jenis kelompok sosial/lembaga sosial seiring dnegan ragam kebutuhan manusia masa kini. Karena sifatnya berirama dengan kebutuhan manusia, lembaga sosial yang ada di masyarakat diantaranya;
- lembaga politik contohnya parpol
- lembaga ekonomi contohnya pasar
- lembaga kesehatan contohnya rumah sakit
- lembaga keamanan contohnya TNI/POLRI
- lembaga kesenian contohnya sanggar seni
- lembaga pendidikan contohnya sekolah
- lembaga hukum contohnya pengadilan
- lembaga agama contohnya MUI, KGI, dll
- lembaga teknologi contohnya PLN
- lembaga informasi contohnya TVRI
dan masih banyak lembaga sosial yang tumbuh di masyarakat dalam rangka mencukupi kebutuhan manusia. Demikian sejarah terbentunya kelompok sosial/ lembaga sosial yang ada di sekitar kita. Tentu tiap-tiap lembaga sosial yang ada ini memiliki fungsi dalam mensejahterakan masyarakat pada umumnya. Lembaga sosial yang berifat demikian maka akan langgeng. Sebaliknya bagi lembaga sosial yang malah menyengsarakan masyarakat, umur lembaga tersebut tidak akan lama (terjadi evolusi kelompok sosial).
Dalam mengenal kelompok sosial, beberapa ahli cenderung menggunakan pandangan awal seperti pada tulisan pada bagian atas. Beberapa ahli seperti Durkheim dan kawan-kawan sejawatnya dapat dilihat. Walaupun relatif sama dalam penggolongan kelompok sosial yang ada, ternyata setiap ahli tersebut memiliki titik penekanan yang berbeda, berikut ulansan singkatnya.
Emile Durkheim menggolongkan kelompok sosial menjadi dua, yaitu kelompok solidaritas mekanik dan kelompok solidaritas organik. Durkheim menitik beratkan kelompok sosialnya pada ranah kebutuhan solitaritas atau rasa senasib. Solidaritas mekanik yaitu solidaritas yang muncul begitu saja seperti rasa solider pada masyarakat desa. Sedangkan solidaritas organik yaitu solidaritas yang muncul karena kesamaan profesi. Solidaritas ini telah mengusung kepentingan yang seprofesi, setujuan dan se-orientasi dalam hal ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari konsep Dhurkeim yang menggunakan kata organik dengan pendekatan fungsi. Setiap organ selalu memiliki fungsi. Jika organ tidak melakukan fungsi, maka organ itu akan semrawut. Dengan demikian organik yang dimaksud adalah suatu tatanan (psosisi) yang memiliki fungsi untuk mencukupi kebutuhan anggota kelompoknya. Kelompok sosial ini marak terdapat di perkotaan dan lambat laun telah merambah di masyarakat semi perkotaan.
Kemudian Tonnies, menggolongkan kelompok sosial juga menjadi dua, yaitu gemeinshcaft (paguyuban) dan gesselshcaft (patembayan). Pada dasarnya klasifikasi kelompok sosoial Tonnies ini cenderung sama dengan Durkheim. Penekanan Tonnies dalam menggolongkan kelompok sosialnya itu pada kekuatan akan ikatan sosialnya. Gemeinshcaft menekankan pada ikatan kekeluargaan seperti yang ada di desa. Gemenshcaft sendiri dibagi lagi menjadi tiga yaitu gemenshcaft by blood (kelompok sosial karena ada hubungan darah), gemenshcaft by place (kelompok sosial karena ada hubungan tempat kelahiran), dan gemenshcaft by mind (kelompok sosial karena adanya kesamaan pemikiran/pandangan). Sedangkan Gesellshcaft menekankan ikatan pada profesi atau orientasi profit seperti yang ada di kota.
Selanjutnya penggolongan kelompok sosial menurut Cooley. Cooley membagi kelompok sosial menjadi dua, yaitu kelompok sosial primer dan kelompok sosial sekunder. Cooley menekankan kelompok sosial pada aspek kebutuhan manusia. Pertama kali kelompok sosial yang dibutuhkan manusia yaitu keluarga. Keluarga merupakan kelompok sosial yang paling primer. Kebutuhan akan kasingsayang, pendidikan, dan perlindungan terjawab dengan adanya keluarga. Namun dalam perjalannya, keluarga sebagai kelompok primer tidak mampu membendung kebutuhan manusia. Pendidikan, keamanan, dan lain-lain semakin kompleks tuntutannya. Dengan manusia itu keluar dari kelompok sosial yang paling dasar untuk membuat kelompok sekunder. Kelompok sekunder tersebut contohnya partai politik, sekolahan, rumah sakit, pasar, dan lain-lain.
Selanjutnya menggolongkan kelompok sosial dalam dua kelompok, yaitu in-group (kelompok dalam) dan out-group (kelompok luar). Mereka yang masuk dalam golongan kelompok dalam biasa masih memiliki ikatan sosial yang kuat, norma yang ketat, nilai-nilai yang dianggap agung, serta dikontrol dengan perilaku para anggotanya yang penuh dengan pengendalian sosial/ batasan-batasan tindakan yang jelas. Kelompok dalam ini dapat kita jumpai misalnya kelompok sosial "badui dalam" yang ada di perdesaan dan sifatnya masih tradisional. Selanjutnya bagi mereka yang masuk pada golongan kelompok luar biasanya ditandai dengan longgarnya aturan, nilai-nilai, dan perilaku tiap-tiap anggotanya. Kelompok ini kita jumpai pada kelompok "baduy luar".
Ahli yang mengkaji kelompok sosial selanjutnya adalah Robert K. Merton. Merton membagi kelompok sosial dalam dua jenis, yaitu membership group dan reference group. Membership group merupakan kelompok sosial yang hanya secara administratif tercatat sebagai anggota kelompok sosial yang bersangkutan. Mereka ini hanya sebatas mengikuti aturan dan nilai-nilai yang telah di tetapkan oleh kelompok sosial tersebut, contohnya anggota kelompok pecinta sepakbola. Selanjutnya reference group yaitu suatu kelompok yang menjadi kiblat/pedoman dalam hal pemikiran-sikap-perilaku pada masyarakat luas. Golongan ini biasanya menempati strata (status-posisi-peran) tinggi dalam masyarakat. Beberapa contoh dari reference group diantaranya; kelompok IDI (ikatan dokter indonesia), MUI (majlis ulama indonesia) dan kelompok PGRI (persatuan guru indonesia). Pemikiran, sikap, dan perilaku seorang dokter-ulama-danguru biasanya masih menjadi pedoman pada masyarakat luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar